Jakarta – Usulan
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Seto Mulyadi, agar Majelis
Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram merokok mendapat sambutan
positif. Secara moral, fatwa ini dinilai bisa melahirkan histeria massal yang
justru akan melindungi anak.
“Saya mengapresiasi
kalau MUI mau mengeluarkan fatwa haram merokok yang berdampak terhadap
perlindungan anak-anak di Indonesia. Karena selama batas makruh, berarti jika
dikerjakan mendapat cela, jika tidak dikerjakan tidak apa-apa. Padahal dari
segi kesehatan, lebih banyak negatifnya,” kata anggota Komisi VIII DPR DH Al
Yusni dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (13/8/2008).
Dia menjelaskan, saat
ini jumlah perokok pemula makin meningkat. Hal ini dinilai memprihatinkan
karena akan membawa dampak negatif di masa mendatang.
Al Yusni optimistis,
akan ada terjadi penurunan jumlah anak yang merokok jika fatwa ini benar-benar
dikeluarkan.
“Walaupun mungkin
tidak terlalu signifikan, tetapi sebagai isu massal akan menunjukkan kepada
masyarakat, oo ternyata MUI memiliki sudut pandang yang cukup menarik dan
bagus. Apalagi kerangkanya meminimilisir perokok. Kesannya kan kalau fatwa itu
biasanya memberi histeria massal,” jelas politisi PKS ini.
Dia mengakui, fatwa MUI
memang belum sampai mengarah jauh ke ranah hukum positif. Apalagi untuk sampai
pada undang-undang khusus yang melarang rokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar