g

g

Selasa, 24 Mei 2011

Tiap 6,5 detik Seorang Meninggal karena Rokok!


JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak rokok terhadap kesehatan semakin meresahkan. 6 dari 10 pelajar sudah terpapar rokok. Tembakau menyebabkan 1 dari 10 kematian orang dewasa di seluruh dunia. Total kematian akibat rokok sekitar 5,4 juta tahun 2006.
"Dengan kata lain 1 kematian tiap 6,5 detik," kata Dr. Yusharmen DComm. MSc, Direktur Pengendalian Penyakit tidak Menular Ditjen PP&PL Departemen Kesehatan, dalam sebuah lokakarya di Jakarta, Jumat (28/8).
Menurut Yusharmen, tembakau sebagai penuebab utama kematian di dunia bisa dicegah. Dengan demikian prediksi bahwa kematian pada tahun 2020 akan mendekati 2 kali jumlah kematian saat ini tidak akan terjadi.
"Saat ini ada 900 juta perokok dunia, atau 84 persen, hidup di negara-negara berkembang atau transisi ekonomi termasuk Indonesia," ucap Yusharmen. Menghadapi persoalan ini, pihaknya mengimbau agar pemerintah, komunitas dan keluarga menyadari bahwa pengendalian masalah rokok sebagai masalah bersama. "Sasarannya adalah menyelamatkan mereka yang berisiko rokok, seperti anak-anak, remaja dan ibu hamil," tuturnya.

Manfaat Rokok Hanyalah Sugesti dan Mitos

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Perokok berlindung dengan banyak alasan saat diminta berhenti merokok. Menurut mereka, merokok bisa meningkatkan daya pikir, kreativitas, menunjukkan kejantanan, dan menurunkan stres. Tetap merokok pun badan sepertinya juga masih sehat. Tapi, kebaikan rokok itu hanyalah mitos, sugesti, dan tak ada bukti ilmiahnya.
"Intinya, mereka sudah kecanduan rokok. Tanda-tanda penurunan kondisi badan dan penyakit sudah didapat, misalnya batuk-batuk, badan lesu, dan kena penyakit seperti darah tinggi, paru-paru, hingga diabetes. Tapi mereka tak mau berhenti merokok," ujar Kepala Dinas Kesehatan DIY Bondan Agus Suryanto, Kamis (12/11).
Yang memprihatinkan lagi, jumlah perokok terus meningkat dan perokok pemula semakin muda umurnya. Dari pengamatannya, banyak remaja perempuan yang sekarang juga merokok agar dianggap keren.
Bambang Sudibyo (55), karyawan swasta, mengaku sangat sulit menghentikan kebiasaan merokoknya yang diawali sejak kuliah ini. "Sering batuk-batuk sih. Kalau lagi begitu, rokok saya kurangi. Pernah sih, berhenti merokok empat bulan, tapi nggak tahan. Sepertinya, otak ini buntu jika tak menyulut rokok," ujar Bambang yang konsumsi rokoknya sebungkus tiap hari ini.
Mugiwiyono (67), penarik becak yang biasa mangkal di Alun-alun Utara juga menyebut sulit lepas dari rokok. Ia sudah merokok sejak remaja. "Agak kurang bersemangat jika tidak merokok. Tapi saya bukan perokok yang nyepur, karena dalam sehari hanya habis 2-3 lintingan rokok saja. Saya milih lintingan karena murah," kata Mugi yang mengaku tak pernah sakit karena merokok.
Lain lagi pendapat Nina (21), mahasiswi perguruan tinggi swasta. Ia merokok sejak dua tahun lalu agar dianggap teman-temannya keren dan gaul. "Teman-teman saya banyak yang merokok. Jadi saya pikir, mengapa tidak. Saya tahu bahayanya, tapi lama-lama kok enak juga merokok. Jadinya, keterusan," ujarnya.

China Terapkan Larangan Merokok


BEIJING, KOMPAS.com — China, Kamis (24/3/2011), mengumumkan larangan merokok yang lama dinanti. Larangan itu mulai berlaku Mei mendatang. Ini merupakan upaya membasmi kebiasaan buruk negara tersebut.
Namun, pihak berwenang, sebagaimana dilansir Radio Nederland yang mengutip kantor berita Belanda, ANP, belum merilis rincian apa pun soal hukuman jika ada pelanggaran. Departemen Kesehatan mengatakan, "Operator dari tempat-tempat umum harus memasang peringatan mencolok dan pemberitahuan tentang larangan merokok." Selain itu disebutkan larangan akan meliputi taman, hotel, bioskop, museum, dan restoran, tetapi tidak kantor. Tembakau juga akan tidak dijual lagi di mesin penjual.
Beijing sebelumnya telah berkomitmen memperkenalkan larangan pada 9 Januari tahun ini ketika menandatangani sebuah konvensi WTO tentang tembakau.
Di China terdapat lebih dari 300 juta perokok, dan hampir 1,2 juta orang China meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok setiap tahun—ini merupakan 20 persen dari total korban di seluruh dunia. Kebiasaan merokok sangat lekat tertanam di China, salah satu contohnya menawarkan sebatang rokok sebagai bentuk ucapan salam.
Larangan diperkenalkan di Shanghai sebelum World Expo 2010, tetapi terbukti sangat tidak efektif. Perokok terus merokok secara terbuka di depan tanda dilarang merokok di seluruh kawasan. Demikian pula Beijing mencoba memperkenalkan larangan merokok sebelum Olimpiade 2008, tetapi hal ini juga banyak menjadi obyek cemoohan.

Kak Seto: Rokok itu Narkoba!

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Pasifik yang belum meratifikasi Konvensi Pengendalian Dampak Tembakau. Di DPR, RUU Pengedalian Tembakau belum juga disyahkan. Mudah-mudahan seruan dari anak Indonesia pada Hari Anak Nasional 2009 (HAN) tentang bahaya rokok bagi kesehatan terutama anak-anak dengan cara penghentian iklan rokok bisa didengar.

Demikian diungkap Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi pada puncak perayaan HAN 2009 di Taman Impian Jaya Ancol. "Semua promosi sponsor rokok yang sering melibatkan anak-anak dan remaja dihentikan dan saya harap bisa didengar pemerintah dan dilaksanakan bersama-sama," ungkap Kak Seto, panggilan akrabnya, pada wartawan di Jakarta, Kamis (23/7).

Sebelumnya, pada puncak HAN 2009 itu 2 anak yang mewakili anak-anak Indonesia membacakan hasil Kongres Anak 2009 yang salah satunya menekankan penghapusan iklan rokok karena sangat berbahaya bagi anak-anak dan masa depannya. Menurut Kak Seto, kongres tersebut murni dihadiri anak-anak tanpa satu pun orang dewasa yang terlibat. "Dan mereka juga tidak ingin hasil keputusannya di intervensi. Saya juga kaget, mereka anak-anak Indonesia kasih masukan," ucap Kak Seto.

Penghentian iklan rokok apapun bentuknya, termasuk dalam bentuk sponsor, mendesak untuk dilakukan. Karena, lanjut Kak Seto, dari hasil penelitian Komnas Perlindungan Anak, anak-anak merokok karena tergiur oleh iklan yang mengajarkan bahwa dengan merokok anak jadi gaya, jantan, macho, kreatif dan gaul. "Ini menyesatkan. Satu-satunya cara adalah dengan menghentikan semua iklan dan promosi sponsor rokok, untuk lindungi anak kita," papar Kak Seto serius.

Sekalipun ia secara implisit mengakui cukai rokok turut berperan dalam pemasukan negara, namun itu tidak cukup menjadi alasan memperbolehkan produsen rokok mengiklankan produknya. Karena rokok itu jelas beracun, ada bahan adiktifnya. Zat adiktif tersebut juga ada pada narkoba. "Jadi, rokok adalah narkoba. Apakah kita di satu sisi mengharapkan narkoba, dan disisi lain, membiarkan zat adiktif ini mempengaruhi dan meracuni anak-anak kita, kan tidak?" tuturnya.

Terkait dengan sumbangsih produsen rokok dalam berbagai penyelenggaraan kegiatan, Kak Seto yakin bahwa ada sumber-sumber dana lain yang bisa dimanfaatkan, tidak harus dari produsen rokok. "Kalau nantinya rokok tidak menyumbang cukup banyak, masih ada sumber-sumber lain untuk perolehan pajak. Sponsor dari yang lain juga bisa," tandas Kak Seto.

Butuh Niat untuk Bebas dari Jeratan Asap

Awalnya hanya coba-coba akhirnya jadi kecanduan. Begitulah awal mula seorang perokok pemula berubah menjadi perokok tetap bahkan mengalami adiksi nikotin. Kebanyakan perokok bukannya tak tahu bahaya merokok, tetapi untuk berhenti total bagi mereka tak semudah membalik telapak tangan.

Berhenti merokok merupakan suatu proses, sehingga memerlukan waktu. Menurut dr.Tribowo Ginting, Sp.KJ, dari RS.Persahabatan Jakarta, ada beberapa tahapan yang dilalui perokok yang ingin berhenti, yakni tahap prakontemplasi, kontemplasi, persiapan, tindakan, dan terakhir tahap ruwatan (maintenance).

"Pada tahapan prakontemplasi biasanya perokok masih menolak untuk berhenti," katanya. Karena itu sebaiknya jangan memaksa perokok untuk berhenti karena tidak efektif. "Niat berhenti harus datang dari perokok sendiri," katanya. Bila tahap ini sudah dilalui, akan lebih mudah melewati tahap selanjutnya.

Saat proses berhenti merokok, ada perubahan yang dialami perokok akibat putus nikotin. Gejala tersebut antara lain ketagihan tembakau, mudah tersinggung dan marah, cemas, gelisah, konsentrasi terganggu, nyeri kepala, ngantuk, dan gangguan pencernaan.

"Sifat adiksi nikotin ini membuat reseptor di otak merasa senang sesaat dan kemudian ketagihan dengan nikotin," jelas Bowo. Namun gejala-gejala tersebut akan berhenti setelah satu atau dua minggu. Pada masa inilah dukungan dan dorongan dari orang sekitar sangat diperlukan.

"Hargai usaha mereka untuk berhenti, menyediakan waktu bila perokok perlu dukungan, tidak menghakimi, atau melakukan perayaan kecil karena perokok sudah berhenti," kata dokter Bowo dalam acara peluncuran program Quitters Are Champions di Jakarta (26/6).

Selain itu keluarga juga bisa membantu memberi fakta, baik yang buruk atau yang baik bila perokok bimbang dan ingin merokok lagi. Teman atau keluarga juga bisa mengajak perokok melakukan kesibukan atau aktivitas pengalih perhatian.

Menurut Bowo, penyebab kegagalan yang paling banyak adalah pergaulan. "Karena itu jika sudah berhenti merokok, sebaiknya jauhi teman-temannya yang masih merokok," katanya.

Bebas Kecanduan Rokok dalam 15 Menit, Mau?

"Hanya memerlukan sekitar 10-15 menit maka Anda tidak ingin lagi merokok," kata Ahmad Faiz Zainuddin, pembawa teknik SEFT ke Indonesia, di Jakarta, Minggu (26/7). Ia mengatakan teknik yang diajarkannya diperoleh dari hasil belajar langsung pada Gray Craig, orang Amerika pendiri Emotional Freedom Technicque.
Menurutnya, sebelum diberi terapi setiap orang dipersiapkan batinnya lebih dulu dengan kalimat, "Ya Tuhan walaupun saya ingin sekali merokok padahal saya pengin bisa berhenti merokok. Tapi saya ikhlas menerima masalah saya ini. Saya pasrahkan padamu kesembuhan saya dari kecanduan rokok." Kalimat tersebut, lanjut Faiz, harus diulang-ulang dengan nada lembut.
Sembari ia menghayatinya, terapis meneping (totok) di 9 titik kunci akupunktur dari 361 titik. Titik tersebut ada di ubun-ubun, pangkal alis, samping mata, bawah mata, bawah hidung, bawah mulut, tulang di dekat tenggorokan (colar bone), di bawah ketiak dan di dada.
Selain meneping, tambahnya, terapis juga sesekali mendekatkan rokok di hidungnya. Lalu menjauhkannya, kemudian dekatkan lagi. Dilakukan terus menerus. Setelah dilakukan beberapa kali, si pecandu rokok diminta untuk merokok. "Biasanya terus ia merasa tidak enak. Sudah tidak lagi tertarik pada rokok. Dan ini permanen," tutur Faiz.
Menurut Faiz yang lulusan psikologi Uniar, di dunia sudah ada 400.000 ribu orang pecandu rokok terbebas dari kebiasaan merokok dengan terapi SEFT ini. "Terapi ini bisa dilakukan siapa saja. Mudah kok," tandas Faiz.

Bahaya Mengisap Shisha

 
VIVAnews - Shisha sudah cukup familiar di Indonesia. Banyak tempat makan atau kafe ala timur tengah di Indonesia menyediakan Shisha sebagai alternatif menikmati tembakau, selain rokok.
Shisha telah digunakan selama berabad-abad lalu untuk merokok dan mengurangi stres, sambil bersantai dengan teman dan keluarga. Bentuknya seperti pipa air kuno, terdiri dari sebuah tabung panjang yang melekat pada gelas atau wadah plastik berisi air.
Shisha populer begitu di Arab Saudi dan Mesir. Di Lebanon dikenal sebagai Narghile, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Hookah. Orang-orang mengisapnya untuk relaksasi. Mereka berpikir shisha lebih aman daripada rokok. Benarkah pendapat ini?
Seperti dikutip dari Arab News, penelitian yang tertuang dalam Saudi Medical Journal of the Armed Forces Hospital di Riyadh, El-Alem, menunjukkan fakta mengkhawatirkan bahwa shisha, sama halnya dengan rokok menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Penelitian menemukan bahwa mengisap shisha meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, serta mengganggu fungsi paru-paru.
Tembakau pada shisha dibumbui dengan aroma buah dan sirup gula, kemudian dibakar menggunakan arang. Banyak yang mengira bahwa asap pembakaran melalui air sebelum dihirup dapat menyaring zat berbahaya dalam tembakau. Faktanya, asap air pipa juga mengandung racun yang sama seperti asap rokok.

Selasa, 17 Mei 2011

Bahaya Rokok bagi kesehatan kita?

Tentang bahaya rokok pada umumnya saya rasa sudah banyak yang tahu, apalagi bagi orang yang tiap hari menghisap rokok, soalnya kan dalam setiap bungkus rokok terdapat tulisan tentang bahaya rokok, seperti ini. MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANGKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN,

bahaya rokok
Tapi anehnya meski pada bungkus atau kemasan rokok sudah tercantum tulisan tentang bahaya rokok yang sangat menakutkan, tetap saja banyak yang merokok.

Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ribu diantaranya telah dinyatakan berdampak tidak baik bagi kesehatan kita, diantaranya adalah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, serta masih banyak lagi. Dan zat pada rokok yang paling berbahaya adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida. Tar mengandung kurang lebih empat puluh tiga bahan yang menjadi penyebab kanker atau yang disebut dengan karsinogen. Nikotin mempunyai zat dalam rokok yang dapat menyebabkan ketagihan, ini yang menyebabkan para pengguna rokok sulit sekali untuk berhenti merokok. Nikotin merupakan zat pada rokok yang beresiko menyebabkan penyakit jantung, 25 persen dari para pengidap penyakit jantung disebabkan oleh kegiatan merokok


bahaya rokok
Berikut ini adalah bahaya rokok terhadap kesehatan kita
rokok dapat menyebabkan Kanker pundi kencing,
Kanker perut,
Kanker usus dan rahim ,
Kanker mulut ,
Kanker Esofagus,
Kanker tekak,
Kanker pankrias,
Kanker payudara,
Kanker paru-paru,
Penyakit saluran pernafasan kronik
Strok,
pengkroposan tulang atau yang dikenal dengan osteoporosis
Penyakit jantung,
Kemandulan,
Putus haid awal,
Melahirkan bayi yang cacat
Keguguran bayi,
Bronkitis,
Batuk,
Penyakit ulser peptik,
Emfisima,
Otot lemah,
Penyakit gusi,
Kerusakan mata
Yang tersebut diatas adalah bahaya rokok bagi perokok aktif, apa itu perokok aktif ? perokok aktif adalah orang yang merokok secara langsung menghisapnya rokok, sedangkan perokok pasif adalah orang yang tidak secara langsung menghisap rokok, tetapi menghisap asap rokok yang dikeluarkan dari mulut orang yang sedang merokok.


struktur kandungan bahaya rokok
Di bawah ini merupakan bahaya asap rokok bagi perokok pasif.
Meningkatkan risiko kanker paru-paru dan penyakit jantung
Masalah pernafasan termasuk radang paru-paru dan bronkitis
Sakit atau pedih mata
Bersin dan batuk-batuk
Sakit kerongkong
Sakit kepala

zat Yang terkandung dalam asap rokok adalah :
2 kali lebih banyak nikotin
5 kali lebih banyak karbon monoksida
3 kali lebih banyak tar
50 kali lebih zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan

Bahaya asap rokok terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnya
Keguguran janin
Tumbesaran janin terencat – 30% lebih tinggi
Kematian janin dalam kandungan
Pendarahan dari uri (abruption placenta)
Berat badan berkurang – 20 hingga 30%

Bahaya asap rokok terhadap bayi
Masalah dan penyakit pernafasan
Mengganggu terhadap perkembangan kecerdasan
Jangkitan telinga
Leukeamia
Kanker otak 22%
Cepat lelah
Sindrom kematian secara mendadak

10 Kanker Mematikan

VIVAnews - Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di Amerika Serikat, setelah jantung. Meski dapat dideteksi dini dan diobati dengan terapi termutakhir, penyakit ini tetap punya ancaman mematikan.
Sejauh ini ada sekitar 100 tipe kanker yang dikategorikan sebagai pertumbuhan sel yang tak normal, seperti dkutip dari livescience.com, 11 September 2010. Selain jenisnya yang banyak, penyebabnya pun berbeda di setiap individu.
Bagaimana sel kanker muncul dan tumbuh sampai saat ini tak dapat dipastikan dan beberapa kasus malah misterius. Dalam beberapa kasus, sel kanker bisa bersembunyi pasca-treatment. Sekitar US$200 miliar telah digunakan untuk penelitian kanker sejak tahun 1970-an.
Berikut ini 10 jenis kanker paling mematikan dan membunuh paling banyak warga Amerika Serikat dari 2003-2007, berdasarkan National Cancer Institute (NCI).
1. Kanker Paru-paru Lung and bronchial cancer: 792,495 lives
Ini adalah kanker paling top dalam membunuh warga Amerika Serikat. Produk rokok adalah penyebab utama. Kanker ini menyerang rata-rata usia 55 and 65 tahun, menurut NCI.
Ada dua jenis tipe kanker ini, kanker sel kecil paru-paru dan non-sel kecil. Jenis terakhir ini paling banyak dijumpai, sementara sel kecil adalah tipe yang paling cepat menyebar. Lebih dari 157.000 orang diperkirakan meninggal karena kanker ini tahun 2010.
2. Kanker Usus Besar dan Rektum
Kanker usus besar tumbuh di jaringan usus besar, sedangkan kanker rektum tumbuh di beberapa inci terakhir dari usus besar dekat anus, menurut NCI. Kebanyakan kasus diawali dari gumpalan kecil, sel jinak disebut polip yang dari waktu ke waktu menjadi kanker. Skrining dianjurkan untuk menemukan polip sebelum menjadi kanker, menurut Mayo Clinic. Jenis kanker ini diperkirakan akan membunuh lebih dari 51.000 orang pada 2010.
3. Kanker Payudara
Kanker payudara adalah kanker kedua yang paling umum ditemukan pada wanita di Amerika Serikat, setelah kanker kulit. Namun, sel ini juga ditemukan pada pria. Hampir ada 2.000 kasus pria antara 2003 dan 2008.
Kanker biasanya terbentuk di dalam saluran yang membawa susu ke puting susu atau kelenjar yang menghasilkan susu pada wanita. NCI menduga kanker jenis ini akan membunuh 40.000 tahun 2010.
4. Kanker Pankreas
Kanker pankreas dimulai di jaringan pankreas, yang membantu pencernaan dan regulasi metabolisme. Deteksi dan intervensi awal sel kanker ini sulit karena seringkali kasusnya progresif, diam-diam dan cepat, menurut Mayo Clinic. Diperkirakan kanker ini akan membunuh 37.000 warga AS pada tahun 2010, menurut NCI.
5. Kanker Prostat
Jenis ini merupakan penyebab kedua kematian karena kanker pada pria setelah kanker paru-paru dan bronkial, menurut NCI. kanker prostat biasanya mulai tumbuh perlahan-lahan di kelenjar prostat, yang memproduksi air mani untuk mengangkut sperma. Beberapa jenis masih terbatas pada kelenjar, dan lebih mudah untuk mengobati, tetapi yang lain lebih agresif dan cepat menyebar, menurut Mayo Clinic. Kanker prostat diharapkan untuk membunuh sekitar 32.000 orang pada tahun 2010, menurut NCI.

8 Cara Meninggalkan Rokok

Jadi Anda berniat untuk berhenti merokok tapi tak tahu alasannya? "Karena rokok merugikan kesehatan," bukan alasan yang cukup. Untuk mendapatkan motivasi yang besar, Anda perlu alasan yang bersifat personal dan kuat. Misalnya saja karena Anda ingin melindungi keluarga dari bahaya perokok pasif. Atau ancaman kanker paru-paru menakutkan bagi Anda. Atau barangkali Anda ingin terlihat lebih muda. Yang pasti, pilih alasan yang kuat agar lebih mudah mengucapkan selamat tinggal pada rokok.

1. Dapatkan dukungan
Katakan pada keluarga dan teman-teman bahwa Anda berniat keluar dari jeratan asap rokok. Dukungan dari mereka akan meningkatkan semangat Anda. Bila perlu untuk sementara Anda tidak bergabung dulu dengan teman-teman perokok.

2. Atur stres
Salah satu alasan orang untuk merokok adalah nikotin membantu mereka lebih rileks. Bila Anda berhenti dari rokok, maka Anda butuh pelarian lain untuk menghadapi stres. Mencoba pijat, mendengarkan musik, atau mendalami hobi, bisa jadi pelarian yang bersifat positif. Hindari situasi yang menimbulkan stres beberapa minggu pertama setelah Anda berhenti merokok.

3. Hindari kopi
Beberapa aktivitas bisa mendorong Anda untuk merokok. Alkohol dan kopi adalah pemicu yang paling kuat untuk merokok. Bila biasanya Anda merokok setelah makan, kini cobalah kegiatan lain, seperti menyikat gigi atau mengunyah permen.

4. Berolahraga
Ayo bergerak. Kegiatan olahraga bisa menurunkan ketergantungan pada nikotin dan menghilangkan gejala-gejala kecanduan, seperti rasa lemas dan pusing. Bahkan olahraga yang bersifat ringan, seperti berjalan kaki atau memotong rumput taman, sudah cukup membantu lho.

5. Konsumsi sayur dan buah
Sebaiknya jangan melakukan diet saat Anda ingin berhenti merokok. Bila Anda takut badan akan melar, fokuslah pada makanan rendah kalori seperti buah dan sayur. Penelitian yang dilakukan di Duke University menyebutkan makanan-makanan tersebut akan membuat rokok terasa tidak enak.

6. Pilih hadiah
Jangan pelit menghadiahi diri sendiri. Anda bisa mengumpulkan uang "jatah" rokok untuk dibelikan barang yang sudah lama diidamkan sebagai ganjaran atas kesuksesan Anda tidak merokok.

7. Terapi farmakologi
Kadangkala, gagalnya usaha berhenti merokok bukan karena tak adanya upaya, tetapi rangsangan otak yang telah tercemar nikotin bersifat lebih kuat dan memengaruhi seseorang untuk terus merokok. Untuk mengatasinya, lakukan terapi farmakologi dengan obat non nikotin untuk menghentikan gejaka ketagihan (craving) pada nikotin. Mintalah dokter untuk meresepkan.

8. Lakukan untuk kesehatan
Tahukah Anda, begitu kita berhenti merokok, banyak keuntungan kesehatan yang bisa diraih. 20 menit setelah berhenti merokok, tekanan darah akan turun. Satu hari kemudian kadar oksigen dan karbon monoksida dalam darah kembali normal dan risiko terkena serangan jantung berkurang. Dalam jangka panjang, risiko terkena penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker paru, juga ikut berkurang.

3 Kanker Paling Banyak Menyerang Wanita Muda

Penyakit kanker tidak hanya menyerang orang tua, tetapi juga anak-anak dan orang muda. Bahkan ada tiga jenis kanker yang menurut American Cancer Society, banyak menyerang wanita muda berusia antara 20 hingga 39 tahun.
Kanker tersebut yaitu melanoma, kanker tiroid dan kanker ginjal. Ketahui bagaimana gejala dari tiga kanker tersebut, seperti dikutip dari Self.
1. Melanoma
Sejak 1992, tercatat peningkatan sebesar tiga persen kasus kanker kulit jenis melanoma pada wanita kaukasian. Gejala dari kanker ini adalah terdapat noda pada kulit yang mengalami perubahan bentuk, ukuran atau warna. Atau, adanya kulit yang baru tumbuh.
Perubahan yang terjadi secara singkat selama beberapa hari biasanya bukan kanker. Tetapi, jika ada perubahan dalam selama satu bulan atau lebih, sebaiknya periksakan ke dokter kulit.
2. Kanker Tiroid
Tiga dari empat kasus kanker tiroid terjadi pada wanita. Jumlah kasus kanker tiroid telah meningkat sejak pertengahan 1990-an, dan lebih banyak menimpa wanita pria dan wanita. Gejala paling umum adalah benjolan di leher yang Anda atau dokter sadari saat melakukan pemeriksaan.
Muncul juga rasa sesak dan penuh di leher disertai kesulitan bernapas atau menelan. Suara juga serak dan ada pembengkakkan kelenjar getah bening serta nyeri di leher atau tenggorokan yang tak kunjung hilang. Kabar baiknya, jika diketahui sejak awal, kanker tiroid adalah salah satu jenis kanker yang dapat disembuhkan.
3. Kanker Ginjal
Sejak 1975, jumlah kasus kanker ginjal pada wanita meningkat sebanyak 2,4 persen per tahun. Hal itu menurut data dari American Cancer Society. Sayangnya, stadium awal kanker ginjal umumnya tidak memiliki banyak gejala.
Tapi, ketika kanker makin parah, akan ada darah dalam urin. Gejala lainnya adalah muncul rasa sakit atau benjolan pada punggung bawah atau perut, disertai penurunan berat badan, kelelahan, demam atau bengkak pada kaki dan pergelangan kaki. Pemicu nomor satu dari kanker ginjla adalah merokok.

Shisha Tak Lebih Baik dari Rokok

KOMPAS.com — Shisha, yang mirip dengan bong yang dipakai untuk mengisap mariyuana, beberapa tahun belakangan ini memang sangat populer. Hal itu terlihat dari makin banyaknya kafe yang menyediakan shisha untuk menarik pengunjung. Shisha merupakan cara menikmati rokok ala Timur Tengah yang menggunakan pipa berbentuk gelas piala dan kandungan air sebagai penyaringnya.

Banyak penikmat shisha yang merasa bahwa menghisap shisha lebih aman dari rokok karena ada filter berupa air. Bahkan, sebagian penggemarnya merasa shisha bukanlah rokok. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Inggris dan The Tobacco Control Collaborating Centre menyanggah anggapan tersebut.

Menurut peneliti, pada saat seseorang mengisap shisha atau rokok herbal, justru kadar karbon monoksida yang dihirupnya tak bisa terukur. Bahkan, dalam satu sesi mengisap shisha, karbon monoksida yang dihirup jumlahnya 4 sampai 5 kali lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh sebatang rokok.

Kadar karbon monoksida yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak dan hilangnya kesadaran. Menurut tim peneliti, memang agak sulit mengetahui jumlah karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari sebatang rokok karena perbedaan inhalasi dari tiap individu.

Meski begitu, kadar CO dari napas yang dihembuskan orang yang bukan perokok secara normal kira-kira 3 ppm (per sejuta bagian dari udara), pada perokok ringan kira-kira 10-20 ppm, dan 30-40 ppm pada perokok berat.

Penelitian menunjukkan, penghisap shisha memiliki 40-70 ppm CO dalam napasnya. Jumlah itu berpengaruh pada gangguan sirkulasi darah sekitar 8-12 persen.

"Kami menemukan bahwa satu sesi menghisap shisha yang menggunakan 10 miligram buah tembakau selama 30 menit, atau sesi paling singkat, menghasilkan kadar karbon monoksida empat atau lima kali lebih tinggi daripada merokok," kata Dr Hilary Wareing, Direktur The Tobacco Control Collaborating Centre.

Dengan kata lain, shisha 400-450 kali lebih buruk dari rokok. Selain tingginya kadar CO yang dihirup, Qasim Choudhory, pekerja dari NHS Stop Smoking Service, Inggris, mengatakan bahwa penggunaan pipa shisha secara bergantian bisa jadi medium penyebaran infeksi. "Ada risiko tertular tuberkulosis, herpes, atau infeksi lainnya," katanya.

Harga Rokok Murah, Kesehatan Makin Terancam

JAKARTA, KOMPAS.com - Rendahnya cukai rokok dinilai memberi dampak yang besar bagi kesehatan masyakarat.  Cukai yang rendah membuat harga rokok menjadi murah sehingga hal itu semakin mengancam kesehatan masyarakat.

"Cukai rokok yang rendah, membuat harga rokok murah," kata Dr Sonny Harry B. Harmadi, Kepala Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Jakarta, Jumat (28/8).

Menurut Sonny, dibandingkan negara-negara tetangga, harga rokok di Indonesia paling murah. Rokok merek lokal termurah di Singapura Rp. 66.600, di Malaysia Rp. 13.800, di Thailand Rp. 7.900, sedangkan di Indonesia cuma Rp. 5.000 saja.

Lebih lanjut ia menuturkan, berdasarkan laporan montoring harga jual eceran (HJE) yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, terlihat bahwa HTP (Harga Transaksi Pasar) untuk setiap jenis rokok dan golongan produksinya lebih rendah dari HJE yang diterapkan pemerintah.

"Secara rata-rata HTP hanyalah 69 persen dari HJE," ucap Sonny.

Fakta ini menurutnya menunjukkan bahwa produsen rokok menanggung sebagian dari beban cukai rokok yang seharusnya ditanggung oleh perokok.

"Sehingga, implikasi penurunan konsumsi rokok akibat peningkatan cukai rokok menjadi lemah akibat perilaku produsen rokok seperti ini," tutur Sonny.

Ia menyimpulkan, rokok yang dijual murah dan bahkan dapat dibeli secara eceran itu mempunyai dampak buruk bagi kesehatan. "Sudah ada lebih dari 70.000 artikel ilmiah bahwa konsumsi rokok akan meningkatkan resiko penyakit berbahaya seperti kanker dan jantung," demikian Sonny Harry B. Harmadi. 

Merokok Saat Hamil? Hmmm... Sayangi Janin Anda

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu hamil yang merokok selama masa kehamilannya berisiko membuat anak mereka terkena gejala gangguan jiwa seperti delusi dan halusinasi. Sebuah survei di Inggris menunjukkan bahwa ibu hamil yang merokok sekitar 20 persen lebih mudah tertimpa permasalahan itu.Risiko tersebut akan meningkat sekitar 84 persen jika jumlah rokok yang diisap mencapai 20 puluh batang atau lebih dalam sehari.

Riset yang diselenggarakan Universitas Cardiff, Nottingham, Bristol dan Warwick itu, seperti dikutip BBC, merupakan bagian dari sebuah studi jangka panjang Avon Longitudinal Study of Parents and Children yang meneliti bagaimana genetik dan lingkungan mempengaruhi kesehatan.

Salah satu survei dalam penelitian jangka panjang itu dilakukan terhadap kelompok anak usia dua belas tahun yang ibunya merokok semasa kehamilan. Anak-anak itu diteliti sejauh mana mengalami kejadian halusinasi.

Selain itu, diteliti pula kemungkinan konsumsi ganja dan alkohol oleh ibu mereka. Ketua tim peneliti Stanley Zammit mengatakan, paparan tembakau dapat mempengaruhi pertumbuhan otak janin. Hasil studi tersebut setidaknya memperkuat larangan merokok selama masa kehamilan yang masih banyak diabaikan oleh perempuan, setidaknya di Inggris. Di negara ters ebut, sekitar 15 persen perempuan hamil masih tidak melepaskan kebiasaan buruknya merokok.

Rokok, Komoditas Penuh Tipu Daya

KOMPAS.com - Industri rokok identik dengan tipu daya. Mungkin justru karena itulah mereka tetap bisa bertahan hingga kini. Dibendung di satu negara, menyerbu ke negara lain yang lemah penegakan hukumnya dan rendah kemauan politiknya untuk melindungi kesehatan rakyatnya.

Nick Naylor memang sungguh lihai bersilat lidah. Juru bicara utama Institute of Tobacco Studies ini adalah pelobi industri rokok Amerika Serikat.

Dari posisi defensif -karena ia tahu produk yang ia bela membunuh 1.200 orang setiap hari di Amerika Serikat, sama dengan isi dua pesawat jumbo jet- ia berbalik unggul dalam perdebatan pada talk show yang dipandu Joan Lunden. Robin Williger, remaja pria berusia 15 tahun yang didiagnosis terserang kanker paru karena merokok, malah berbalik bersimpati dan merasa dibela Nick Naylor!

Bagaimana mungkin perusahaan-perusahaan rokok besar memperoleh keuntungan jika kehilangan anak muda ini? (Kalau merokok menyebabkan kanker paru) kami akan kehilangan pelanggan. Bukan hanya harapan kami, tapi juga kepentingan terbesar kami untuk mempertahankan Robin hidup dan terus merokok, kata Naylor.

Yang mengampanyekan bahaya rokok hanyalah mereka yang mengharapkan anak seperti Robin mati agar anggaran mereka naik. Ini sama saja dengan memanfaatkan penderitaan orang lain. Kami justru akan mengalokasikan dana sebesar 50 juta dollar AS untuk kampanye mencegah anak-anak dan remaja untuk tidak merokok karena yang terpenting adalah masa depan anak-anak Amerika, demikian argumen Nick Naylor pada awal film Thank You for Smoking.

Film yang dibuat berdasarkan novel kontroversial yang laris karya Christopher Buckley ini sepintas dapat disalahpahami seolah-olah membela industri rokok dan hak-hak para perokok.

Namun, jika disimak, justru film ini menelanjangi praktik kebohongan dan kemunafikan industri rokok, seperti bintang iklan sebuah merek rokok terkenal di AS yang sedang sekarat karena kanker paru coba dijinakkan amarahnya dengan kompensasi sekoper uang tunai yang dibawa Nick Naylor.

Atau upaya industri rokok AS lewat ide Nick Naylor untuk membuat para bintang film Hollywood, seperti Brad Pitt dan Catherine Zeta Jones, merokok dalam film mereka, seperti bintang-bintang film Hollywood tahun 1940-1960-an.

Tak pelak lagi jika novel dan film Thank You for Smoking menyentak publik Amerika yang dalam dua dekade terakhir ini justru sudah punya pandangan amat negatif terhadap industri rokok dan praktik-praktik kebohongan mereka.

Berbeda dengan film The Insider (dibintangi Al Pacino dan Russell Crowe) yang bernuansa serius membongkar skandal dokumen-dokumen rahasia industri rokok AS, film Thank You for Smoking yang bernuansa komedi, selain membuka topeng industri rokok, juga sekaligus mengkritik cara-cara naif para aktivis antirokok. Baik di film The Insider maupun Thank You for Smoking muncul cuplikan dokumenter para CEO tujuh industri rokok AS sebagai bad guys.

Ketujuh CEO industri rokok besar AS itu dijuluki Tujuh Kurcaci karena kesaksian mereka di bawah sumpah di Kongres AS menyatakan kebohongan bahwa nikotin tidak menimbulkan kecanduan.

Anehnya, Nick Naylor yang dibintangi Aaron Eckhart yang sebenarnya adalah tokoh fiktif telah menjelma juga menjadi bad guy. Wajahnya menghiasi sampul buku Kemunafikan & Mitos di Balik Kedigdayaan Industri Rokok sebuah laporan investigatif dan penelusuran dokumen industri rokok yang dilakukan wartawati majalah Tempo, Mardiyah Chamim.

Buku yang terbit awal November 2007 itu menelusur dokumen-dokumen rahasia industri rokok AS di Indonesia. Upaya Mardiyah sebenarnya mengikuti jejak Dr Mary Assunta Kolondai, tokoh Persatuan Organisasi Pengendalian Tembakau Asia Tenggara (Seatca) yang menelusuri dokumen-dokumen rahasia industri rokok AS di Malaysia dan Singapura (untuk tesis master of public health -nya di Universitas Sydney) dan industri rokok AS di Jepang (untuk disertasinya di universitas yang sama).

Dokumen-dokumen itu dapat diakses oleh siapa saja karena memang diputuskan oleh pengadilan AS. Saya sendiri harus membaca jutaan halaman dokumen itu untuk studi saya, tutur Mary Assunta di sela-sela sebuah lokakarya pengendalian rokok untuk wartawan di Anyer, Banten, 21 Juni lalu.

Tentu industri rokok AS tidak akan berbaik hati membuka isi perut mereka jika tidak dipaksa oleh pengadilan AS. Kekalahan pertama mereka di Negara Bagian Mississippi tahun 1996 menjadi titik balik bagi industri rokok besar AS untuk membuka praktik-praktik busuk mereka, seperti penyangkalan bahwa nikotin menimbulkan kecanduan, asap tembakau lingkungan membahayakan perokok pasif, dan lain-lain.

Keberanian pemimpin

Tahun 1992, Kompas dan wartawan surat kabar Indonesia lainnya serta belasan wartawan Asia Pasifik pernah diundang oleh PT BAT Indonesia untuk mengikuti Far East Media Briefing on Smoking Issues yang diadakan di sebuah hotel supermewah di Nusa Dua, Bali.

Acara itu tak lebih dari sebuah upaya cuci otak bahwa rokok tidak menyebabkan kecanduan dan asapnya tidak lebih berbahaya dibandingkan dengan asap knalpot mobil dan pencemaran industri lain.

Praktik industri rokok AS menjerat kaum remaja agar mereka menjadi pencandu nikotin sejak usia belia juga diungkapkan oleh Presiden AS Barack Obama yang pada 22 Juni lalu menandatangani Undang-Undang Pengendalian Tembakau.

Akankah upaya agresif industri rokok AS, seperti Philip Morris dan BAT yang telah membeli Sampoerna dan Bentoel makin merajalela di Indonesia? Kita lihat saja. Sejauh ini telah terbukti mereka melakukan pemekaran merek ( brand stretching) dengan mensponsori sejumlah acara olahraga dan pertunjukan musik yang sasarannya adalah kaum remaja Indonesia.

Cuma mereka kini tak bisa seenaknya melakukan hal ini karena telah mulai muncul perlawanan, yang bukan hanya melibatkan aktivis dalam negeri, tapi juga sudah berjejaring dengan para aktivis antirokok di AS dan negara-negara lain. Hal ini diungkapkan oleh Dina Kania, staf Komisi Nasional Perlindungan Anak, di Konferensi Internasional Tembakau atau Kesehatan XIV di Mumbai, India, Maret lalu.

Kami berhasil mengganggu para manajer penyanyi AS yang akan pentas di Indonesia agar mereka membatalkan show mereka jika acara mereka disponsori industri rokok. Ini berkat kerja sama dan dukungan rekan kami di AS, tuturnya.

Perjalanan Indonesia mengendalikan rokok masih bakal amat lama. Ini bisa diperkirakan dari isi debat para calon wakil presiden yang dipandu Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr Fachmi Idris beberapa waktu lalu.

Ketiga cawapres cenderung masih mengutamakan nasib industri rokok dan para petani tembakau ketimbang kesehatan penduduk Indonesia. Mudah-mudahan saja langkah bersejarah Obama bakal diikuti oleh Pemerintah Indonesia. Kuncinya hanyalah keberpihakan pada kesehatan serta nasib jutaan penduduk Indonesia.
td align="center">